Opini

Seri Belajar Menulis, Darimana Kita Harus Memulai?

Oleh: Herdiansyah Hamzah

Belajar menulis bukan perkara yang mudah, demikian kata seorang teman saya. Menulis membutuhkan waktu lebih, sulit mengurai kata perkata, suasana hati yang tidak mood, alat kerja yang tidak ada (komputer, laptop dsb) hingga bahan tulisan yang minim, adalah sejumlah alasan yang membuat sejumlah orang menghindari untuk menulis. Namun menulis merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan jika kita mampu menikmatinya dengan baik.

Menulis pada dasarnya bukan hanya persoalan bakat semata, tapi juga menyangkut niat dan keinginan yang besar untuk belajar merekam sejarah dan pikiran kita sendiri. Menulis berasal dari kata dasar “Tulis“ yang berarti ada huruf (angka dsb) yg dibuat (digurat dsb) dengan pena (pensil, cat, dsb) (Sumber : Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jadi secara sederhana, menulis dapat kita definisikan sebagai bentuk kegiatan membuat huruf dan angka dengan menggunakan media pena, pensil, kapur dan sebagainya.

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno. Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu (Sumber : Wikipedia Indonesia)

Menulis telah menjadi kebutuhan mendasar bagi siapapun, bahkan bagi mereka yang tidak mengenal alat tulis sama sekali. Namun perihal cara menulis, alat yang digunakan dan dimana harus menulis, ini mungkin yang berbeda-beda. Intinya menulis itu adalah proses merekam ingatan (memory) kita, apapun yang kita lakukan dan dimanapun kita berada. Tanpa proses merekam melalui tulisan tersebut, maka kita praktis hanya akan bertumpu kepada ingatan yang cenderung terbatas dan sempit.

BACA JUGA :  Segera Tuntaskan Masalah Banjir di Samarinda

Darimana Kita Harus Memulai?

Sekali lagi, menulis bukanlah hal yang perlu kita takuti apalagi kita hindari. Menulis dizaman modern seperti sekarang juga jauh lebih mudah dibanding dahulu kala. Otot jemari tidak perlu bekerja keras, pun tidak perlu pusing ketika pita mesin ketik manual habis. Cukup dengan duduk satu atau dua jam di hadapan komputer atau laptop saja. Permasalahan penting saat ini adalah, darimana kita harus memulai untuk menulis?. Berikut tips dan masukan untuk memulai menulis berdasarkan pengalaman pribadi saya.

Pertama, Mulailah untuk menulis apapun yang anda bisa tulis. Meskipun Anda tidak tahu harus menulis apa, maka tulislah apa yang Anda tidak tahu itu. Apa saja. Jangan berpikir soal benar salah, baik buruk ataupun bobot dari apa yang Anda akan tulis. Namun yang terpenting adalah upaya Anda untuk menyentuh dan menggerakkan keyboard komputer Anda. Dengan demikian, secara tidak sadar, Anda sudah mulai dalam proses membiasakan diri untuk menulis sesuatu.

Kedua, Setelah mulai terbiasa dengan menulis sesuatu, maka rajinlah untuk membaca dan menyerap pengetahuan darima saja. Buku, majalah, koran, TV, Radio dan lain sebagainya. Hal tersebut dimaksudkan akan Anda mampu menutup ruang kosong dalam tulisan Anda yang sebelumnya minim informasi. Membaca adalah sebuah aktivitas yang dapat memperkaya khasanah dalam tulisan kita. Tidak harus serajin para kutu buku yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi buku setebal tembok. Sedikit tambahan tips, jika Anda ingin membaca buku, lihatlah terlebih dahulu daftar isinya. Pilihlah bagian dari daftar isi yang menarik bagi Anda. Mungkin terkesan tidak sistematis, tapi cara tersebut akan melatih Anda untuk membiasakan membaca sebagai proses awal.

BACA JUGA :  Menakar Kemungkinan Belajar Tatap Muka di Sekolah

Ketiga, Tulislah apa yang telah Anda baca. Dengan demikian, maka Anda akan terbiasa untuk merekam apa yang telah Anda baca. Ingat, bahwa kemampuan mengingat seorang manusia itu sangat terbatas. Dari 1000 suku kata, mungkin kita hanya akan mampu mengingat maksimal 50 hingga 100 suku kata saja. Maka mulailah bercerita dengan cara menulis dari apa yang Anda baca maupun kejadian yang Anda alami sedari sekarang.

Bagian akhir dari tulisan seri belajar menulis bagian pertama ini, perkenankan saya mengutip kembali sastrawan hebat milik Bangsa kita, Pramoedya Ananta Toer. Beliau berkata, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian“. Maka menuliskan kawan, buatlah sejarah Anda dengan tangan Anda sendiri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

4 + 3 =

Back to top button