Refleksi Akhir Tahun, HMI Samarinda
Samarinda, garda.co.id – 2021 segera tiba, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Samarinda refleksikan seluruh kebijakan dan hal-hal yang terjadi di Kota Samarinda.
Refleksi akhir tahun ini dilakukan di gerbang Universitas Mulawarman, dengan tema, 2020 Indonesia Positif Kacau, 2021 Tunggu Vaksin Solusi HMI. Rabu (30/12) sejak pukul 15:30 WITA.
Ketua HMI Cabang Samarinda Nur Hariyani menyampaikan pihaknya mencoba untuk merefleksikan kembali kejadian-kejadian selama 2020. Ia pun menyimpulkan Indonesia positif kacau. Hal ini dikarenakan, salah satunya hukum dan hak asasi manusia belum bisa ditegakkan sepenuhnya di Indonesia. Bahkan kebebasan berpendapat tidak didapatkan secara meluas.
“Mulai elemen mahasiswa, buruh, dan masyarakat,” kata Yani sapaannya.
Kemudian, pada bidang kesehatan pun, Indonesia dianggap belum bisa menghadapi pandemi yang terjadi. Bahkan Kementerian Sosial (Kemensos) yang harusnya mampu menyalurkan bantuan kepada masyarakat akibat pandemi justru terlibat kasus korupsi.
Selain itu, kondisi pendidikan pun juga disoroti. Salah satunya terkait pemotongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di seluruh Indonesia yang dijanjikan oleh Kemendikbud.
“Ternyata pemerintahan tidak memberi rasa aman dari segi kesehatan, ekonomi, dan hak politik pada masyarakat yang tak diberikan. Jadi ada reaksi publik yang kita coba suarakan bahwa pemerintah tak bisa menyejahterakan masyarakat,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, HMI Cabang Samarinda berharap para pemimpin yang baru saja terpilih pada Pilkada serentak, khususnya Samarinda bisa menangani berbagai persoalan. Serta mewujudkan kota yang aman dan memberi kebebasan ke seluruh elemen untuk berekspresi. Jangan sampai pemerintah otoriter seperti zaman orde baru kembali terjadi.
“Kami juga berharap 2 orang teman kami yang ditahan di Polresta Samarinda bisa diberikan kejelasan hukum. Ini jadi bukti Indonesia tak bisa memberi rasa aman bagi warganya,” ungkapnya.
Selain melakukan refleksi, di akhir tahun ini pihaknya pun juga akan membagikan masker dan hand sanitizer kepada 20 pondok pesantren di Samarinda bekerjasama dengan Badko HMI Kaltim-Kaltara, pada Kamis (31/12) hari ini. Hal ini pun turut menjadi solusi untuk mengatasi Covid-19. Menurutnya, pemerintah tak mampu menghadirkan pencegahan Covid-19 yang tepat sasaran.
“Ada 30 ribu masker dan 10 ribu hand sanitizer, sebagai persiapan para santri menuju sekolah tatap muka,” pungkas Yani. (ys)