Unjuk Rasa Dianggap Cenderung Tak Konstruktif, DPRD Kaltim : Akhlak itu Penting
Garda.co.id, Samarinda – Anggota DPRD Kaltim Sapto Setyo Pramono mengkritisi pola penyampaian aspirasi dari mahasiswa yang cenderung dilakukan tak konstruktif dan emosional, bahkan hingga berujung anarkis.
Sapto menyatakan hal seperti ini berdasarkan pengamatannya atas kondisi lapangan saat ia mencoba menerima mahasiswa yang berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Kaltim, Rabu (6/4/202) lalu. Para massa aksi sempat terlihat mencoba mendobrak pagar untuk memaksa masuk ke kantor DPRD Kaltim. Kemudian, mereka melakukan penutupan jalan Teuku Umar dan melakukan orasi satu per satu, hingga akhirnya membubarkan diri.
Dalam orasi beberapa massa aksi, terdengar mengucapkan kata-kata yang tak pantas dan layak, bahkan tak menandakan sebagai mahasiswa yang berakhlak.
“Kalau mau demo ya silahkan aja. Perlu diingat kita ini memang wakil rakyat, tapi kita ini rakyat juga. Sama dengan kalian yang demo. Anda atas nama rakyat, saya juga rakyat,” kata Sapto.
Menurutnya, para mahasiswa yang berunjuk rasa seyogianya harus berpikir cerdas, sebab dalam demonstrasi sifatnya semestinya produktif dan konstruktif.
“Mahasiswa akhlak itu penting, adab itu penting, jangan berorasi dengan menggunakan kata kasar, apalagi menggunakan kata-kata yang tak layak. Mahasiswa harus cerdas, pandai, dalam penyampaian aspirasi. Tutur kata dan bahasa juga itu penting. Karena itu yang menandakan anda manusia yang berakhlak, adab dan norma itu yang penting,” tandasnya.
Politikus Partai Golkar ini mengaku sejatinya sebagai Anggota Dewan turut merasakan dampak dari kenaikan harga ini BBM dan PPN yang menjadi tuntutan para massa aksi ini. Apalagi, kenaikan ini tanpa adanya sosialisasi. “Ini akan berimplikasi ke seluruh elemen masyarakat. Ini urusan perut masalahnya,” terang Sapto.(adv/kmf/NNI)