Tenang, PTM di Samarinda Masih Aman
GARDA – Peningkatan kasus coronavirus disease 2019 di Kalimantan Timur mengalami peningkatan. Meski demikian, penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka masih relatif amman di Kota Samarinda. Di sekolah jenjang Pendidikan Anak Usia Dini hingga Sekolah Menengah Pertama, PTM diselenggarakan sekira 80 persen.
Tak ingin kecolongan, Walikota Samarinda Andi Harun menginstruksikan melakukan pemantauan secara ketat. “Untuk PTM sampai saat ini masih anggap aman, sifatnya situasional. Kalau sewaktu-waktu ada peningkatan (Covid-19, Red.), pasti akan dievaluasi. Tapi mudah-mudahan saja tidak terjadi,” katanya, Rabu 2 Februari 2022.
Andi Harun mengaku telah memerintahkan Dinas Kesehatan Kota Samarinda dan jajaran untuk melakukan pengawasan terhadap semua potensi meningkatnya kasus Covid-19. Hal itu termasuk memantau perkembangan pandemi di daerah-daerah sekitar Kota Samarinda. Sejak berjalan September 2021 lalu, PTM di Kota Samarinda masih diterapkan secara terbatas dengan kapasitas 50 persen dan durasi terbatas selama dua jam.
Status Kota Samarinda yang berada di Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 2 tidak membuat Pemerintah Kota Samarinda serta merta membuka kapasitas sekolah secara 100 persen. “Penerapannya full berbasis pandemi Covid-19,” ujarnya.
Kendati demikan, Andi Harun tetap merestui ditambahnya jumlah sekolah yang akan menerapkan PTM terbatas. Kabarnya, mulai 2 Februari 2022 ini ada sekira 281 sekolah yang telah melangsungkan PTM.
“Saya restui. Tapi itu tidak menghalangi kemungkinan adanya evaluasi. Nanti kita lihat kasusnya dan pasti saya tidak akan mengambil risiko jika situasinya mengharuskan kita untuk mengevaluasi kebijakan PTM ini,” jelasnya.
Tak cukup sampai disitu. Andi Harun juga melakukan koordinasi dengan perangkat Pemerintah di masing-masing wilayah untuk kembali menjalankan operasi protokol kesehatan kepada masyarakat.
“Memang di Jakarta dan sekitarnya ada peningkatan kasus diiringi peningkatan BOR (Bed Occupancy Rate, Red.). Samarinda masih dalam kondisi aman, tetapi tidak menutup kemungkinan juga kita akan melakukan pengetatan kembali,” tukasnya. (adv)