Menengok Launching Program Pengendali Pendistribusian Solar Subsidi (2-Habis)
Walikota Samarinda Andi Harun memberikan catatan khusus di program Fuel Card 2.0. Apa itu?
MENURUT pengamatan Andi Harun, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Tanah Merah merupakan salah satu SPBU yang beberapa bulan terakhir memiliki antrean paling panjang. Dampak buruknya, bahu jalan di sekitar SPBU mengalami kerusakan parah.
“Saya hafal (kondisi, Red.) ini, semua SPBU di Samarinda. Sama parahnya dengan SPBU di Jalan P. M. Noor. Atrean ini sampai menyebabkan korban nyawa dan bahkan satu Lurah kami hampir meninggal,” jelasnya.
Andi Harun bahkan menyatakan, kondisi yang terjadi di seluruh SPBU di Kota Samarinda tersebut tidak mungkin tak diketahui oleh PT Pertamina. “Saya bilang di media, biang keroknya adalah Pertamina. Jadi saya belum bangga kalau Pertamina menutup SPBU yang melanggar, karena baru satu SPBU. Masih banyak lagi yang melanggar dan belum ditutup,” timpal Andi Harun.
Disebutkannya, PT Pertamina merupakan pihak yang paling bertanggung jawab jika di Kota Samarinda masih ada antrean dan masih ada suplai terhadap Pertamini.
“Karena tidak mungkin Pertamina tidak tahu bagaimana BBM itu disuplai ke Pertamini. Baru-baru ini ada kebakaran yang menyebabkan korban nyawa 8 orang. Dimana mobil menabrak rumah yang ada eceran dan disampingnya pertamini sehingga terjadi kebakaran,” papar Andi Harun.
“Saya tidak bisa membayangkan jika ada satu warga Kota Samarinda meninggal dunia gara-gara kejadian itu, tapi ini bukan cuman satu korban. Kita harus prihatin. Jabatan kita ini diutus untuk mengharmonisasi umat manusia. Kita jangan menjadi back up sebuah kesalahan sistem yang seharusnya kita bisa berbuat lebih baik lagi,” tandasnya.
Andi Harun berjanji, akan melakukan penertiban Pertamini setelah Lebaran dan berharap kepeloporan Pertamina berada di depan dalam penertiban ini. “Jangan sampai situasi ini justru membuat Pemkot Samarinda berhadapan dengan masyarakat,” tutupnya. (Mr)