Pendamping SIGAP Hadir di 10 Desa, YKAN Tambah Pendampingan Aksi Perubahan di Kutai Timur
Garda.co.id, Samarinda – Penambahan desa dampingan di wilayah Kabupaten Kutai Timur oleh Pendekatan Aksi Inspiratif Warga Untuk Perubahan (SIGAP) yang diinisiasi Oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang awalnya dari lima desa hingga bertambah menjadi 10 desa. Hal ini dikukuhkan melalui program pelatihan fasilitator SIGAP di Desa Karangan Dalam, Kutai Timur yang dimulai pada Rabu, (8/11l2023).
Pelatihan fasilitator SIGAP ini berlangsung selama empat hari dimulai dari tanggal 8 hingga 11 November 2023 dan diikuti oleh 29 peserta. Mereka mewakili fasilitator SIGAP, staf pemerintah desa-desa sasaran, penggerak swadaya masyarakat, penyuluh kehutanan, pendamping lokal desa, dan Yayasan Bikal yang menjadi mitra lokal YKAN di Desa Karangan. Para peserta mendapatkan pelajaran tentang SIGAP, mengenal potensi desa, hingga penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.
YKAN mengembangkan pendekatan sosial SIGAP yang bertumpu pada aksi kolektif warga untuk menemukan kekuatan, impian, serta solusi kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan, sekaligus menguatkan eksistensi mereka sebagai warga desa. Pendekatan SIGAP sudah diterapkan pada 99 Kampung di Kabupaten Berau sejak 2018. Sejak 2022, replikasi SIGAP dilaksanakan pada lima desa di Kabupaten Kutai Timur. Kini jangkauannya meluas menjadi 10 desa yang berada di Kecamatan Karangan dan Kecamatan Kaubun.
Dalam upaya perluasan lokasi tersebut, YKAN menggandeng Yayasan Nastari untuk meningkatkan kapasitas fasilitator, aparat dan pemangku kepentingan terkait. Diharapkan dari pelatihan ini, peserta mampu mendukung pembangunan desanya melalui tiga pilar utama SIGAP. Ketiga pilar SIGAP ini adalah tata kelola pemerintahan desa; pemanfaatan sumber daya alam melalui pengembangan Perhutanan Sosial dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi melalui Badan Usaha milik Desa (BUMDES); serta mendorong proses dan inovasi yang diperlukan dalam rangka percepatan pencapaian pembangunan dan kemajuan desa.
Pemilihan lokus desa yang didampingi, menurut Christianus Djoka, Spesialis Pengembangan Kapasitas Perdesaan YKAN, adalah dengan mempertimbangkan kondisi geografis. Kecamatan Karangan dan Kecamatan Kaubun adalah lokasi yang berada dalam gugusan karst Sangkulirang-Mangkalihat. Kawasan karst ini sangat penting untuk dijaga sebagai tangkapan penampung air, habitat satwa unik, dan penyerap karbon.
“Kami ingin mendorong warga desa untuk menyadari potensi dan aset yang mereka miliki, tanpa harus mengekstraksi sumber daya alam secara masif,” ungkap Christianus.
Lanjutnya, sejumlah desa yang ikut pelatihan tersebut sudah memanfaatkan karst sebagai tujuan wisata. Contohnya, Gua Karst Ampanas di Desa Pengadan, Gua Lorong Air di Karangan, hingga Karst Mengkuris di Batu Lepoq.
Christianus menambahkan bahwa tata kelola pemerintahan yang menjadi pilar SIGAP akan membantu penyusunan perencanaan pembangunan desa yang partisipatif.
“Diharapkan warga desa akan semakin sadar akan potensinya, dan juga terlibat aktif dalam pembangunan, sehingga tercapai desa mandiri,” tuturnya.
Direktur Yayasan Nastari Wahono dalam kesempatan yang sama mengatakan fasilitator SIGAP adalah garda terdepan di lapangan. Yayasan Nastari adalah mitra pelatihan Pejuang SIGAP Sejahtera di Kabupaten Berau. Selama lima tahun terakhir, sebanyak 120-an anak muda terjun mendampingi kampung-kampung di Berau dalam implementasi SIGAP sebagai Pejuang SIGAP Sejahtera.
Ia melanjutkan, kontribusi mereka turut mendukung capaian Indeks Desa Membangun pada 2022 di Berau yang kini hanya menyisakan satu desa tertinggal dari total 99 Kampung. Adapun di Kutai Timur, masih menyisakan dua desa tertinggal dari total 139 desa.
“Antusiasme fasilitator SIGAP di Kutai Timur ini semakin mengukuhkan bahwa anak muda yang diberi kesempatan bisa membangun daerah asal mereka,” ujar Wahono.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (DPMPD) Kabupaten Kutai Timur Yudieth berharap pelatihan kali ini akan terus berlanjut ke desa-desa yang lain.
“Kami harap bisa berkolaborasi, terutama dalam proses penguatan kapasitas bagi kawan-kawan fasilitator maupun pemerintah desa di Kutai Timur,” tuturnya dalam kesempatan yang sama.