Garda.co.id, Samarinda – Kalimantan Timur berharap tidak hanya bisa mengekspor Sawit, Kakau, ataupun Batubara saja, melainkan juga mengekspor hasil Pertanian dan Holtikultura. Harapan tersebut akhirnya terwujud, dengan telah dilakukannya ekspor jenis Pisang Kepok Gerecek asli Kaltim.
“Tadinya ekspor Pisang tersebut tidak sebanyak apa yang kita harapkan, Kepok Gerecek memang varietas yang kita kembangkan memiliki keunggulan. Rasanya enak dengan tingkat kemanisan tertentu, membuatnya diminati konsumen,“ ujar Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Timur Siti Farisyah Yana belum lama ini.
Sejak menjabat sebagai Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Yana mengatakan telah banyak bibit Pisang yang disebar ke masyarakat.
“Kita coba mengembangkan program sejuta pokok Pisang, sudah berjalan dua tahun. Sejak saya menjabat banyak sekali bibit Pisang yang kita sebarkan ke masyarakat, yang nanti insya Allah, kita akan ekspor hasilnya,“ jelasnya Yana.
Sentra Pertanian Pisang tersebut, disebutkan Yana, berada di Kutai Timur dengan Pisang andalan adalah Pisang Gerecek. Itu dulu yang dikembangkan.
Hambatan dalam pengembangan Pisang yang ditemui selama ini, menurut Yana, yang dikhawatirkan adalah masalah penyakit Fusarium, sejenis cendawan pada Pisang.
“Kita sudah melakukan upaya pencegahan dengan sistem pembaruan minofase dari Fusarium, kita blocking masalah Fusarium. Jadi yang ditakutkan Petani kita blocking, yakni menanam dengan menggunakan metode menjaga sejak Pisang itu tumbuh,“ jelasnya.
Yana juga mengatakan, akan mencoba membawa Pisang menjadi salah satu unggulan ekspor selain yang lainnya. Bahkan sejak tahun lalu sudah dapat kontrak ekspor Pisang dengan Malaysia dan dari pabrik pangan anak-anak.
“Untuk pengembangan program sejuta Pisang tersebut, kita coba dari pembibitannya. Karena kita terbatas dengan pembibitan, kita akan membangun kultur jaringan khusus untuk pokok Pisang,” sambungya.
Program ini akan dilaunching di bulan November 2022 mendatang. Menurutnya, ini memang agak unik. Tidak ada di Indonesia, baru kali ini ada yang mengembangkan Pisang sendiri dengan kultur jaringan.
“Nah kita belajar kultur jaringan, dikembangkan. Ditingkatkan lagi dengan memakai simbiotik somatik, dari satu jaringan dan sel yang menghasilkan banyak bibit, “ jelas Yana lebih lanjut.
Dari pengembangan somatik tersebut, menurut Yana, kalau berhasil melakukan pengembangannya maka akan seperti kloning.
“Jadi nanti benihnya akan tersedia, tahun ini baru sekitar 10.000 bibit. Tahun depan bisa hingga 100 ribuan bibit Pisang tersedia,” tutur Yana optimis.
Yana mengungkapkan, omzet dari Pisang ini mencapai milyaran yang diekspor ke Malaysia.
“Kita dapat transaksi sebesar Rp6 Milyar, itu setiap 2 minggu sekali langsung kita kirim ke Batam dan Malaysia,“ pungkasnya.
Selain di Kutim, menurut Yana akan ditawarkan beberapa lokasi Sentra Pertanian Pisang lainnya di Kaltim untuk dikembangkan, salah satunya di Kabupaten Paser.(DK/ADV/KominfoKaltim)