PTM Diberlakukan, Vaksinasi Pelajar Minim
Garda.co.id, Samarinda – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk tingkatan TK, SD dan SMP yang kini telah berjalan di Kota Samarinda, cukup dikhawatirkan bakal menjadi episentrum baru dari penyebaran Covid-19. Pasalnya, vaksinasi untuk kalangan pelajar cenderung minim.
Kekhawatiran itu muncul dari Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda Sani bin Husein. Meskipun ia sepakat dengan diberlakukannya PTM bagi kalangan pelajar, namun khawatir yang dirasakannya pun tak dapat ia menafikan.
Karenanya, Sani meminta kepada Wali Kota Samarinda Andi Harun dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk dapat melakukan vaksinasi bagi pelajar di setiap sekolah.
“Sebenarnya saya setuju adanya Sekolah tangguh Covid-19, sudah direkomendasikan oleh Wali Kota, tetapi protokol kesehatan dan vaksinasi harus lebih digencarkan,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPRD Samarinda, Jalan Basuki Rahmat.
Menurut dia, mayoritas dari setiap orang tua murid meminta agar anaknya dapat bersekolah seperti biasa. Tentunya, protokol kesehatan harus menjadi prioritas, serta Vaksinasi bagi pelajar perlu digalakkan.
“Harus dipastikan, sekolah yang mendapatkan rekomendasi digelarnya PTM harus murid dan gurunya sudah menerima vaksin,” ucapnya.
Diketahui, jangka waktu PTM ini memang tidak seperti sekolah pada umumnya, namun perlu menggencarkan vaksinasi sebagai upaya pencegahan klaster baru.
Sani pun meminta kepada Dinkes dan setiap sekolah agar dapat mengawasi anak muridnya mulai masuk sekokah hingga pulang.
“Orang tua siswa juga harus terlibat dalam menjaga anak, agar tidak terpapar Covid-19, dan pastikan anak itu sehat,” harapnya.
Tak hanya itu, Sani pun meminta kepada Dinas Pendidikan (Disdik) agar dapat berperan aktif dalam mengawasi para pelajar, serta secara berkala melakukan evaluasi, mulai dari sarana dan prasarana prokes di lingkungan sekolah.
Lanjutnya, Politikus PKS tersebut berharap fasilitas kesehatan sekolah perlu disiapkan dengan lengkap. Sehingga, apabila terdapat murid yang terpapar covid-19, tim kesehatan sudah siap untuk melakukan penanganan.
“Minimal pertolongan pertama, itu penting sekali,” tutup Sani. (mr)