Anggota Komisi 2 DPRD Kaltim Tawarkan Solusi Atasi Kesenjangan Ekonomi
Eli : Kita Lebih Banyak Bicara Soal UMKM
Garda.co.id, Samarinda – Masih terjadi kesenjangan atau ketidakseimbangan pembangunan ekonomi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa hingga kini.
Bahkan bila dilihat dari data Badan Pusat Statistik (2021-2022), sekitar 57 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa dan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar 57,78 persen pada Triwulan I-2022.
Pada periode sama, perekonomian Pulau Kalimantan berkontribusi kepada PDB sebesar 8,29 persen, Sumatera 21,96 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,66 persen, serta Maluku dan Papua 2,58 persen.
Menanggapi kesenjangan pembangunan ekonomi ini, anggota Komisi 2 DPRD Kalimantan Timur Eli Hartati Rasyid mengatakan, sebenarnya ada banyak sekali sektor yang harus digenjot untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di Pulau Kalimantan.
“Kita memang bukan Negara produsen, karena masih mengimport segala bentuk kebutuhan pokok. Maka kita perlu pemantik untuk menjadikan Kalimantan sebagai daerah produsen,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, harus ada pihak-pihak yang dapat menjembatani dan mendorong agar keinginan itu dapat tercapai. Misalnya saja, ada pihak yang secara terus menerus mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Tidak menutup kemungkinan, UMKM yang didukung secara terus menerus itu akan berkembang dan menjadi salah satu sebab terbentuknya produsen di Kalimantan ini khususnya Kaltim.
“Ya, kita lebih banyak bicara soal UMKM, karena 90 persen penggerak ekonomi itu berasal dari UMKM dan ini merupakan salah satu kekuatan yang luar biasa. Maka, kita ingin membantu UMKM agar terus berkembang,” jelasnya di Gedung D Komplek DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar, Samarinda.
Di tempat yang sama, Ketua Komisi 2 DPRD Kaltim Nidya Listiyono berpendapa, masyarakat harus meningkatkan skillnya terlebih dulu untuk mengatasi kesenjangan ini.
“Suka tidak suka, masyarakat harus meng-upgrade kemampuan dan pengetahuannya (hard skill dan soft skill). Semua ini merupakan langkah awal yang harus ditingkatkan, untuk mengatasi kesenjangan tersebut,” paparnya.
Menurut Tio, sapaan akrabnya, ada banyak cara untuk meningkatkan skill. Mulai dari mengikuti berbagai pelatihan, ataupun seminar-seminar untuk menambah ilmu pengetahuan.
“Apalagi Ibu Kota Negara (IKN) sudah di depan mata, tentu akan banyak penduduk yang masuk ke Kalimantan terutama Kaltim. Dampaknya, persaingan semakin ketat. Makanya saya bilang, kita siapkan SDM mulai dari sekarang.” terangnya.(DK/ADV/KominfoKaltim)